Mengetahui 5 Karakter Dalam Pawayangan Jawa Yang Terkenal

Jakarta - Pandhawa Lima adalah karakter-karakter cerita Pewayangan Jawa yang sangat terkenal. Pandhawa Lima terdiri dari Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Setiap tokoh Pandhawa memiliki karakter yang nilai-nilainya dapat kita petik sebagai teladan. Pambarepe pandhawa yaiku?

Dalam artikel berikut ini kita akan berkenalan dengan Pambarepe Pandhawa atau Pandhawa tertua, yaitu Puntadewa. Puntadewa adalah tokoh pewayangan yang dikenal karena kebijaksanaannya.

Mengenal Tokoh Puntadewa, Pambarepe Pandhawa

Berikut ini adalah penjelasan mengenai tokoh Puntadewa yang dirangkum dari buku Ensiklopedi Wayang Indonesia oleh H. Solichin, Suyanto, Sumari (2019: 192-204).

Puntadewa adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata (raja Kerajaan Astina) dan Dewi Kunti. Puntadewa sesungguhnya adalah putra dari Batara Darma. Dalam pewayangan, istri Puntadewa adalah Dewi Drupadi.

Puntadewa memiliki sifat yang adil dan jujur seperti Batara Darma. Oleh karena itu ia mendapat julukan Ajasatru, artinya orang yang tidak mempunyai musuh.

Seperti saudaranya, semasa kecil, Puntadewa mendapat pengajaran dari Resi Durna dan Resi Krepa. Namun karena Puntadewa mewarisi sifat Batara Darma yang selalu mengutamakan kebenaran,

keadilan, dan kerendahan hati, ia tidak begitu berminat pada ilmu keprajuritan dan lebih menyenangi ilmu ketatanegaraan, sejarah, dan ilmu hukum.

Dalam pergaulan dengan para Kurawa, Puntadewa juga selalu bersikap mengalah. Ia tidak pernah melawan. selalu menghindari perselisihan, tetapi adik-adiknyalah yang selalu membelanya, terutama Bima dan Arjuna.

Pada saat Prabu Pandu Dewanata meninggal, para Pandhawa masih kecil. Puntadewa juga belum dewasa sehingga tidak dapat dinobatkan menjadi raja Kerajaan Astina. Para tetua kerajaan kemudian mengangkat Drestrarastra, kakak Prabu Pandu, untuk memegang tapuk pemerintahan di Kerajaan Astina sampai Pandhawa dewasa.

Namun Prabu Drestrarastra termakan bujukan istrinya, Dewi Gendari dan iparnya, Patih Sengkuni sehingga Prabu Drestrarastra mengangkat anak sulunya, Suyudana sebagai putra mahkota.

Pertimbangan Prabu Drestrarastra karena Pandhawa dikabarkan sudah tewas para peristiwa Bundle Sigala-Gala. Padahal Pandhawa dan Dewi Kunti masih hidup.

Puntadewa mendirikan sebuah kerajaan bernama Amarta diHutan Wanamarta. Hutan tersebut merupakan hadiah dari Prabu Drestrarastra atas usul Resi Bisma untuk menghindari perselisihan antara Pandhawa dengan kurawa.

Kerajaan Amarta dikenal juga dengan sebutan Indraprasta. Kerajaan Amarta tumbuh menjadi kerajaan yang makmur, aman, dan sentosa.

Meskipun sikap hidup dan perilakunya sering dianggap sebagai teladan, namun Puntadewa juga pernah melakukan kesalahan yang sangat deadly, yaitu saat ia menerima tantangan Patih Seungkuni yang licik untuk bermain judi dadu.

Pada saat permainan itu, Puntadewa tidak hanya mempertaruhkan uang dan harta benda, namun juga Kerajaan Amarta, dirinya sendiri, saudara-saudaranya, bahkan juga istrinya. Dalam perjudian itu,

Puntadewa kalah, akibatnya ia kehilangan segala-galanya dan menderita selama tiga belas tahun. Pada saat itu juga, Dewi Drupadi dipelakukan dengan keji oleh Dursasana, sehingga terucap sumpah bahwa ia tidak akan menyanggul rambutnya sebelum dicuci dengan darah Dursasana.

Selanjutnya, para Pandhawa dan Dewi Drupadi menjalani masa pembuangan di hutan selama dua belas tahun. Setelah itu, mereka bersembunyi dan menyamar di Kerajaan Wirata.

Dalam masa persembunyiannya, Puntadewa menyamar sebagai ahli sejarah dan tata negara bernama Dwijakangka. Dalam versi pedalangan, Puntadewa menyamar sebagai juru tandha atau mandor pasar sehingga namanya Tanda Dwijakangka.

Dalam seni rupa wayang kulit Purwa, tokoh Puntadewa digambarkan dalam berbagai wanda. Wanda Panuksma diciptakan oleh Sri Paku Buwono II di Mataram Kartasura, wanda Putut diciptakan oleh Panembahan Senapati. Selain itu, masih ada wanda-wanda Miling, Lare, dan Wanda Deres.

Itulah penjelasan mengenai Puntadewa, pambarepe Pandhawa. Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan anda mengenai tokoh-tokoh pewayangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Sosok Soeroso, Sang Pejuang di Cianjur Yang Sangat Pemberani

Melihat Upacara Karya Ngusaba Kedasa Kintamani, Tradisi Yang Bercampur Antara Hindu Dan Tionghoa