Mengetahui Kisah Sejarah Saat Peristiwa Jawa Timur Membara
Jakarta - Tak konsisten dengan kesepakatan yang sudah dibuat, rakyat Surabaya marah terhadap militer Inggris. SHRI P.R.S. Mani masih ingat situasi ketika dia kali pertama datang ke Surabaya. Akhir Oktober 1945, pagi itu keadaan berjalan normal. Toko-toko buka seperti biasa. Becak-becak meluncur di jalan dengan kecepatan teratur. Sementara itu kendaraan-kendaraan bermotor yang sudah kuno berlalu-lalang, mendenguskan asap hitam yang menjengkelkan. Di jalanan, bendera merah putih terpasang hampir di semua kendaraan. Sebaris kata 'merdeka' ditulis sangat besar dalam kain terpal yang panjang. Selain itu nampak jelas tanda-tanda yang membuat para prajurit Rajputana dan Maharatta dari Brigade Infanteri ke-49 British Indian Army gelisah: suatu coretan besar di tembok kota berbunyi 'Azadi ya Kunrezi!' (Merdeka atau Mati!). "Tidak seperti di Batavia, Surabaya sangat beda. Tidak ada isyarat keramahan buat kami ... Sedikit pun,"ungkap Mani dalam The Story of In