Sebuah Istana Kuno di Temukan di Bawah Makam Nabi Yunus Dan Apa Fakta Dan Sejarahnya di Baliknya

Jakarta - Tim arkeolog dari Universitas Mosul menemukan sebuah istana kuno di bawah kuil suci di Irak. Kuil suci di Mosul Timur itu diyakini umat Muslim dan Kristen sebagai makam Nabi Yunus AS.

Istana di bawah makam Nabi Yunus itu diperkirakan dibangun pada 600 sebelum masehi. Istana ini juga diperkirakan menyimpan banyak harta karun berupa artefak yang diburu pasukan ISIS selama menguasai Niniwe dari Juni 2014 hingga Januari 2017.

ISIS diketahui sebagai yang pertama kali mulai menggali terowongan di bawah kuil kuno untuk menuju ke istana kuno. Mereka meledakkan kuil pada 2014 dalam misi mencari harta karun. Ini adalah bukti pertama laporan jika ISIS membangun terowongan selama pencarian mereka terhadap artefak kuno untuk dijarah.

Namun, pasukan ISIS baru sampai pada terowongan keempat, sebelum menemukan istana tersebut. Namun, terowongan dilaporkan dalam kondisi yang berbahaya karena bisa runtuh suatu saat.
Hal ini disebabkan teknik penggalian yang dilakukan oleh ISIS dengan cara meledakkannya. ISIS diyakini telah menghancurkan budaya ribuan tahun dalam hampir semalam karena mundur dari Mosul pada bulan November.

Adapun para arkeolog juga menemukan prasasti berusia 2.700 tahun yang menggambarkan pemerintahan seorang raja Asyur bernama Esarhaddon. Prasasti ini ditemukan di terowongan keempat yang menuju istana kuno.

Setidaknya ada tujuh prasasti yang ditemukan. Direktur Pusat Studi Asiria di Universitas Mosul, Ali Y. Al-Juboori mengatakan, satu prasasti, dalam terjemahan, berbunyi "Istana Esarhaddon, raja yang kuat, raja dunia, raja Asyur, gubernur Babel, raja Sumeria dan Akkad, raja raja-raja Mesir bawah, Mesir atas dan Kush (kerajaan kuno yang terletak di selatan Mesir di Nubia).".

Pemimpin Kush pada satu titik memerintah Mesir, menurut prasasti kuno yang ditemukan di situs arkeologi lainnya. Prasasti tersebut juga mengatakan bahwa Esarhaddon mengalahkan penguasa Kush dan memilih penguasa baru untuk memerintah Mesir.

Prasasti existed yang ditemukan di bawah Makam Yunus berbunyi bahwa Esarhaddon membangun kembali kuil dewa Assur (dewa utama bangsa Asyur), membangun kembali kota-kota kuno Babel dan Esagil, dan memperbarui patung dewa-dewa besar.

Prasasti tersebut juga menceritakan sejarah keluarga Esarhaddon. Disebutkan bahwa ia adalah putra Sanherib (memerintah 704-- 681 SM) dan keturunan Sargon II (memerintah 721-- 705 SM), yang juga raja dunia, raja Asyur.

Al-Juboori juga menerjemahkan empat prasasti lain yang ditemukan di Niniwe, dekat Gerbang Nergal (Nergal adalah dewa perang Asyur), antara tahun 1987 dan 1992 oleh tim arkeologi dari Inspektorat Barang Antik Irak.

Prasasti tersebut berasal dari masa pemerintahan Raja Sanherib, dan mereka semua mengatakan raja ini memiliki tembok dalam dan tembok luar Niniwe yang dibangun kembali dan ditinggikan setinggi gunung.

Salah satunya ditulis pada benda tanah liat berbentuk prisma dan membahas banyak penaklukan militer Esarhaddon, termasuk Kilikia (terletak di pantai selatan yang sekarang disebut Turki). Prasasti yang ditranskripsikan menyebut Esarhaddon "orang yang menginjak leher orang-orang Kilikia.".

Esarhaddon mengklaim dalam prasasti lain mengatakan, "saya mengepung, menaklukkan, menjarah, menghancurkan, menghancurkan dan membakar dua puluh satu kota mereka bersama-sama dengan kota-kota kecil di sekitarnya dengan api ...".
Prasasti itu juga membahas penaklukannya atas Sidon, mengklaim bahwa tentara Esarhaddon merobohkan tembok kota dan melemparkannya ke Laut Mediterania.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Dibalik Layar Indoesia-Israel Mengalami Pasang-Surut

Mengetahui Kisah Sargon Agung, Raja Pertama Yang Memimpin Kerajaan Pertama di Dunia

Mengenal sejarah Candi Jawa Timur, Sebuah Tempat Yang Menjadi Saksi Berkembangnya Beragam Agama