Mengenal Sosok Soeroso, Sang Pejuang di Cianjur Yang Sangat Pemberani
Jakarta - Dia dikenal sebagai komandan laskar yang sangat pemberani. Pernah mengejar pesawat tempur Inggris hanya dengan sepeda motor.
Di Cianjur, nama Jalan Soeroso termasuk sangat populer. Rerata orang-orang mengenalnya sebagai pusat kuliner khas kota tersebut.
Anggapan itu tidak sepenuhnya salah mengingat saat ini para pedagang makanan memang kebanyakan memilih mangkal di sana. Namun tak banyak orang tahu, jika nama 'Soeroso' bukanlah sekadar nama jalan.
Dia ternyata adalah seorang pejuang kemerdekaan Cianjur yang dikenal sangat pemberani. Menurut penulis sejarah Ahmad Samantho, Soeroso yang bisa dikatakan masih merupakan kakeknya, memiliki nama lengkap Raden Soeroso.
Dia merupakan putra dari Raden Soemarsono yang
saat itu tinggal di Cibalagung (masuk dalam wilayah Ciomas, Kota Bogor).
"Ketika masih kecil, saya sering melihat lukisan pinsil Kakek Soeroso
dipajang di rumah Eyang Uti (nenek Samantho) dan di rumah Mbah Buyut
Soemarsono,"ungkap Samantho.
Penjelasan Samantho berkelindan dengan keterangan Achmad Sukarna. Mantan
pejuang kemerdekaan di Bogor itu berkisah bahwa Soeroso awalnya
merupakan anggota laskar BBRI (Barisan Banteng Republik Indonesia)
cabang Bogor.
Ketika sedang hebat-hebatnya perlawanan para pejuang
Indonesia terhadap pasukan Inggris pada awal 1946, secara sukarela
Soeroso bersama 10 anak buahnya hijrah ke Cianjur.
"Karena saat itu konvoi tentara Inggris sering melewati Cianjur, Pak
Soeroso memutuskan untuk 'menunggu' mereka di sana,"ujar lelaki
kelahiran tahun 1920 itu.
Semula Soeroso dan sepuluh anak buanya bermarkas di Cipanas. Namun dia
kemudian diminta pindah ke Cianjur kota untuk melatih para pemuda
setempat. Selain melatih para pemuda, Soeroso pun aktif
mencari senjata api.
Dalam sebuah dokumen berjudul "Beberapa Catatan Tentang Sejarah
Perjuangan Rakyat Cianjur dalam Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1942-- 1949" yang disusun oleh
Tim Sejarah Dewan Harian Cabang Angkatan 1945 Kabupaten Cianjur,
dikisahkan Soeroso pernah menyumbang 10 senjata bekas tentara KNIL
kepada para pejuang Cianjur.
Nama Soeroso pun pernah disebut-sebut oleh Letnan Kolonel
Eddie Soekardi, Komandan Resimen ke-3 TRI (Tentara Republik Indonesia).
Dalam buku Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur 1945-1946, Eddie mengatakan Soeroso sebagai pimpinan gerilyawan kota yang aksi-aksinya sangat merepotkan pergerakan pasukan Inggris.
Sebagai contoh, salam
suatu aksi penghadangan di pusat kota Cianjur pada Maret 1946, Soeroso
dan pasukannya nyaris menghancurkan Bataliyon 3/3 Gurkha Rifles dari
Divis ke-23 British India Army.
"Mereka menghajar iringan-iringan konvoi Inggris dari sudut-sudut
pertokoan dan lorong-lorong rumah yang berderet sepanjang pusat kota
Cianjur,"ungkap Eddie.
Selama berbasis di Cianjur, pasukan Banteng Soeroso awalnya bermarkas di
Panembong (bekas Pabrik Es). Karena diusir oleh Inggris, mereka
kemudian menyingkir ke arah Pasar Suuk (sekarang Jalan Barisan Banteng)
dan mendirikan markas di sebuah rumah tua yang ditinggalkan pemiliknya.
Seorang mantan pejuang bernama Zoehdi masih mengingat bagaimana Soeroso
melatih anak buahnya berbaris di sekitaran Pasar Suuk. Teriakan
aba-abanya yang khas, terdengar tegas.
"Pak Soeroso itu badannya kekar dan sorot matanya tajam menantang, mirip
seekor banteng,"ungkap eks anggota API (Angkatan Pemoeda Indonesia)
Cianjur tersebut.
Keberanian Soeroso memang sangat populer di kalangan para pejuang
Cianjur saat itu. Pernah suatu hari, kata Zoehdi, Soeroso nekad mengejar
sebuah pesawat tempur Inggris hanya dengan menggunakan sepeda motor dan sebuah stengun.
Komentar
Posting Komentar